Jumat, 11 Maret 2011

MAKALAH ANCAMAN POLIMER SINTETIK BAGI KESEHATAN MANUSIA

MAKALAH
ANCAMAN POLIMER SINTETIK BAGI KESEHATAN MANUSIA







Disusun oleh :
Fajar Kholikul Amri
(NIM. 10020014)
TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN
YOGYAKARTA
2010

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang Masalah 1
1.2 Tujuan dan Manfaat 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2
2.1 Definisi Polimer 2
2.2 Jenis Polimer 2
BAB III PEMBAHASAN 3
3.1 Dampak yang Ditimbulkan oleh Polimer Sintetik 3
BAB IV KESIMPULAN 6

















KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat-Nya, akhirnya penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini.
Dalam makalah ini kami mengangkat tema yang berkaitan dengan polimer sintetik (plastik), karena di mata masyarakat polimer sintetik (plastik) tidak ada efeknya bagi kesehatan.
Dalam menyusun mekalah ini penulis banyak mengalami kesulitan dan hambatan, baik dalam pengumpulan data ataupun saat dalam penyusunan. Namun demikian, berkat adanya petunjuk, koreksi, saran, dan dorongan dari berbagai pihak disertai keuletan dan doa, hambatan tersebut dapat diatasi sehingga terwujudlah makalah ini walaupun dalam bentuk yang sederhana.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada:
1. Dra. Siti Salamah, M.Si, selaku Dosen mata kuliah ”Kimia Organik” yang telah membantu penulis dalam penyusunan materi sehingga makalah ini dapat terorginir sesuai dengan judul yang ditentukan.
2. Rekan-rekan mahasiwa yang telah banyak memberikan masukan untuk makalah ini.
3. Keluarga besar yang telah memberikan dukungan serta semangat sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini.
Dengan adanya makalah ini kami berharap agar dapat bermanfaat untuk para pembaca dan kami berharap para pembaca dapat memberikan kritik dan saran yang bersifat membangun walaupun makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.


Yogyakarta, Desember 2010
Penyusun

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 latar belakan masalah
Setiap hari kita kita pasti menggunakan bahan-bahan yang terbuat dari polimer sitetik seperti plastik misalnya. Polimer sintetik tidak akan pernah lepas dalam kehidupan kita. Poliemr sintetik telah menjadi bagian yang erat dan menjadi kebutuhan primer bagi kita. Perlengkapan rumah tangga, perlengkapan sekolah, perangkat komputer, telpon, dan masih banyak lagi bahan-bahan yang terbuat dari polimer. Polimer sintetik telah banyak berjasa dan memberi kemudahan kita dalam menghadapi kehidupan sehari-hari. Namun benarkah tidak ada masalah yang ditimbulkanya? Ini bukan menakut-nakuti, tetapi memberi sedikit informasi tentang bahaya yang ditimbulkan oleh polimer sintetik bagi kesehatan kita. Sehingga kita bisa diharapkan bisa berhati-hati dan lebih selektif dalam pemanfaatan polimer buatan ini. Sebelum menuju pokok permasalahan tentang kemungkinan ancaman bahaya dari polimer sintetik ini, alangkah baiknya jika kita terlebih dahulu mengenal secara singkat tentang polimer. Apa itu polimer dan bagaimana sejarahnya sehingga begitu pesat dikembangkan oleh dunia industri di seluruh belahan bumi.


1.2 Tujuan dan Manfaat
1. Tujuan
a. Untuk mengetahui bahaya yang ditimbulkan oleh polimer sintetik.
b. Untuk memberi informasi kepada masyarakat untuk berhati-hati dan selektif dalam pemanfaatan polimer.

2. Manfaat
a. Menambah pengetahuan khususnya bagi penulis dalam hal penelitian.
b. Untuk mengkaji masalah yang ditimbulkan dari polimer sintetik
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Defisinisi
Dalam bukunya Organic chemistry, Hart (1983) menyebutkan bahwa polimer (poly = banyak, meros = bagian) adalah molekul raksasa yang biasanya memiliki bobot molekul tinggi, dibangun dari pengulangan unit-unit. Molekul sederhana yang membentuk unit-unit ulangan ini dinamakan monomer. Sedangkan reaksi pembentukan polimer dikenal dengan istilah polimerisasi.
2.2 Jenis polimer
Polimer digolongkan menjadi dua macam, yaitu polimer alam (seperti pati, selulosa, dan sutra) dan polimer sintetik (seperti polimer vinil). Plastik yang kita kenal sehari-hari sering dipertukarkan dengan polimer sintetik. Ini dikarenakan sifat plastik yang mudah dibentuk (bahasa latin; plasticus = mudah dibentuk) dikaitkan dengan polimer sintetik yang dapat dilelehkan dan diubah menjadi bermacam-macam bentuk. Padahal sebenarnya plastik mempunyai arti yang lebih sempit. Plastik termasuk bagian polimer termoplastik, yaitu polimer yang akan melunak apabila dipanaskan dan dapat dibentuk sesuai pola yang kita inginkan. Setelah dingin polimer ini akan mempertahankan bentuknya yang baru. Proses ini dapat diulang dan dapat diubah menjadi bentuk yang lain. Golongan polimer sintetik lain adalah polimer termoset (materi yang dapat dilebur pada tahap tertentu dalam pembuatannya tetapi menjadi keras selamanya, tidak melunak dan tidak dapat dicetak ulang). Contoh polimer ini adalah bakelit yang banyak dipakai untuk peralatan radio, toilet, dan lain-lain.






BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Dampak yang Ditimbulkan oleh Polimer Sintetik

Dalam kehidupan sehari-hari banyak barang-barang yang digunakan merupakan polimer sintetis mulai dari kantong plastik untuk belanja, plastik pembungkus makanan dan minuman, kemasan plastik, alat-alat listrik, alat-alat rumah tangga, dan alat-alat elektronik. Setiap kita belanja dalam jumlah kecil, misalnya diwarung, selalu kita akan mendapatkan pembungkus plastik dan kantong plastik (keresek).
Barang-barang tersebut merupakan polimer sintetis yang tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme. Akibatnya, barang-barang tersebut akan menumpuk dalam bentuk sampah yang tidak dapat membusuk. Atau menyumbat saluran air yang menyebabkan banjir. Sampah polimer sintetis jangan dibakar, karena akan menghasilkan senyawa dioksin. Dioksin adalah suatu senyawa gas yang sangat beracun dan bersifat karsinogenik (menyebabkan kanker).
Plastik vinyl chloride tidak berbahaya, tetapi monomer vinyl chloride sangat beracun dan karsinogenik yang mengakibatkan cacat lahir.
Plastik yang digunakan sebagai pembungkus makanan, jika terkena panas dikhawatirkan monomernya akan terurai dan akan mengontamiasi makanan.

Untuk mengurangi pencemaran plastik :
1. Kurangi penggunaan plastik
2. Sampah plastik harus dipisahkan dengan sampah organik, sehingga dapat didaur ulang.
3. Jangan membuang sampah plastik sembarangan.
4. Sampah plastik jangan dibakar.
Untuk menghindari bahaya keracunan akibat penggunaan plastik :
1. Gunakan kemasan makanan yang lebih aman, seperti gelas.
2. Gunakan penciuman, jika makanan/minumam bau plastik jangan digunakan.
Perkembangan yang sangat pesat dari industri polimer sintetik membuat kehidupan kita selalu dimanjakan oleh kepraktisan dan kenyamanan dari produk yang mereka hasilkan. Bahkan plastik dianggap sebagai salah satu ciri kemunculan zaman modern yang ditandai dengan kehidupan yang serba praktis dan nyaman. Namun, beberapa laporan ini menguak sisi lain dari kemudahan yang diberikan oleh bahan-bahan yang terbuat dari polimer sintetis. Kebanyakan plastik seperti PVC, agar tidak bersifat kaku dan rapuh ditambahkan dengan suatu bahan pelembut (plasticizers). Bahan pelembut ini kebanyakannya terdiri atas kumpulan ftalat (ester turunan dari asam ftalat). Beberapa contoh pelembut adalah epoxidized soybean oil (ESBO), di(2-ethylhexyl)adipate (DEHA), dan bifenil poliklorin (PCB) yang digunakan dalam industri pengepakan dan pemrosesan makanan, acetyl tributyl citrate (ATBC) dan di(-2ethylhexyl) phthalate (DEHP) yang digunakan dalam industri pengepakan film (Sheftel, 2000).
Namun, penggunaan bahan pelembut ini yang justru dapat menimbulkan masalah kesehatan. Contohnya bahan pelembut yang dapat menimbulkan masalah adalah DEHA. Berdasarkan penelitian di Amerika Serikat, plastik PVC yang menggunakan bahan pelembut DEHA dapat mengkontaminasi makanan dengan mengeluarkan bahan pelembut ini ke dalam makanan. Data di AS pada tahun 1998 menunjukkan bahwa DEHA dengan konsentrasi tinggi (300 kali lebih tinggi dari batas maksimal DEHA yang ditetapkan oleh FDA/ badan pengawas obat makanan AS) terdapat pada keju yang dibungkus dengan plastik PVC (Awang MR, 1999).
DEHA mempunyai aktivitas mirip dengan hormon estrogen (hormon kewanitaan pada manusia). Berdasarkan hasil uji pada hewan, DEHA dapat merusakkan sistem peranakan dan menghasilkan janin yang cacat, selain mengakibatkan kanker hati (Awang MR, 1999). Meskipun dampak DEHA pada manusia belum diketahui secara pasti, hasil penelitian yang dilakukan pada hewan sudah sepantasnya membuat kita berhati-hati.
Untuk menghindari bahaya yang mungkin terjadi jika setiap hari kita terkontaminasi oleh DEHA, maka sebaiknya kita mencari alternatif pembungkus makanan lain yang tidak mengandung bahan pelembut, seperti plastik yang terbuat dari polietilena atau bahan alami (daun pisang misalnya).
Bahaya lain yang dapat mengancam kesehatan kita adalah jika kita membakar bahan yang terbuat dari plastik. Seperti kita ketahui, plastik memiliki tekstur yang kuat dan tidak mudah terdegradasi oleh mikroorganisme tanah. Oleh karena itu seringkali kita membakarnya untuk menghindari pencemaran terhadap tanah dan air di lingkungan kita. Namun pembakaran plastik ini justru dapat mendatangkan masalah tersendiri bagi kita. Plastik yang dibakar akan mengeluarkan asap toksik yang apabila dihirup dapat menyebabkan sperma menjadi tidak subur dan terjadi gangguan kesuburan. Pembakaran PVC akan mengeluarkan DEHA yang dapat mengganggu keseimbangan hormon estrogen manusia. Selain itu juga dapat mengakibatkan kerusakan kromosom dan menyebabkan bayi-bayi lahir dalam kondisi cacat.

















BAB IV
KESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat diambil dari bab-bab sebelumnya mengenai polimer adalah sebagai berikut :
1. polimer sintetik sangat erat kaitanya dengan kehidupan kita karena polimer sintetik (plastik) lebih praktis dan lebih murah.
2. polimer sinteik (plastik) tidak sepenuhnya menguntungkan bagi kita tetapi juga ada dampak negatifnya bagi kesehatan, jika kita tidak teliti dalam memakainya. Karena dapat mengakibatkan keracunan, cacat, bahkan penyakit kangker.
Oleh karena itu jangan menggunakan bahan ini untuk melapisi makanan yang panas atau berlemak. Karena apabila plastik terkena panas, monomernya akan terurai dan akan mengontamiasi makananan. apabila makanan yang telah terkontaminasi termakan oleh kita, dapat menyebabkan keracunan, bila makanan yang terkontaminasi di makan ibu yng sedang mengandung anaknya akan lahir cacat, bahkan dapat menyebabkan penyakit kangker. Sebagai pengganti plastik dapat menggunakan daun pisang sebagai pengganti karena lebih alami dan tidak mengandung zat-zat yang berbahya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar